Gambar Sampul Biologi · Bab 11 Sistem Kekebalan Tubuh
Biologi · Bab 11 Sistem Kekebalan Tubuh
Faidah dkk

23/08/2021 12:39:55

SMA 11 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Bab 11 Sistem Kekebalan Tubuh

181

Sistem Kekebalan Tubuh

Peta Konsep

Bab

Bab

11

11

Sistem kekebalan tubuh

Mekanisme sistem kekebalan tubuh

Kekebalan adaptasi

Kekebalan bawaan

Sel pengenal antigen

Reseptor antigen

Limfosit

Makrofag

Komponen sistem kekebalan tubuh

Pengeluaran antibodi

Struktur antibodi

Respon imunitas humoral

Alergi

Lapisan pertahanan tubuh yang kedua

Lapisan pertahanan tubuh yang pertama

Respon sekunder

Kekebalan pasif

Kekebalan aktif

Imunisasi

Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA

182

Sistem pertahanan tubuh, ibarat tentara sebuah negara

yang bertugas untuk mencegah dan melindungi negara dari

serangan pihak-pihak asing yang menyerang, merusak, dan

menguasai negara tersebut. Manusia dan hewan memiliki sistem

pertahanan tubuh yang disebut sistem kekebalan tubuh atau

imunitas

. Setelah mempelajari bab ini, kamu akan mengetahui

sistem kekebalan tubuh. Mari cermati uraiannya.

Mekanisme Sistem

Kekebalan Tubuh

A

Sistem imun atau kekebalan tubuh merupakan sekelompok

sel, molekul, dan organ yang bersama-sama secara aktif

mempertahankan tubuh dari serangan benda-benda asing yang

menyebabkan penyakit, seperti virus, bakteri, dan jamur.

Kesehatan tubuh tergantung kemampuan sistem imun dalam

mengenal, menolak dan menghancurkan bibit-bibit penyakit

tersebut. Kemampuan ini disebut

respon imun

.

Respon imun memiliki dua mekanisme, yaitu respon imun

yang dilakukan oleh sel-sel darah putih (lewat sel) dan respon

imun yang dilakukan oleh molekul protein yang tersimpan di

dalam limfa dan plasma darah yang disebut antibodi. Respon

imun yang dilakukan oleh antibodi disebut juga respon humoral

(imunitas humoral). Kekebalan tubuh dapat dibagi menjadi dua

tipe, yaitu kekebalan bawaan (

innate immunity

) dan kekebalan

perolehan atau adaptasi. Untuk lebih mengetahui kedua tipe

kekebalan tubuh tersebut, mari cermati uraian berikut ini.

1. Kekebalan Bawaan

Kekebalan bawaan disebut juga kekebalan tidak spesifik.

Kekebalan ini merupakan garis utama tubuh yang pertama

melawan semua agen asing yang masuk ke dalam tubuh. Alat

yang menghalangi dalam imunitas bawaan, seperti kulit, air

mata, mukus, dan air ludah yang mencegah laju peradangan

setelah terjadi luka atau infeksi. Mekanisme kekebalan bawaan

adalah menghalangi masuknya dan penyebaran penyakit,

tetapi jarang mencegah penyakit secara keseluruhan.

Kekebalan ini disebut juga dengan kekebalan spesifik, jika

garis pertama kekebalan tubuh mendapat serbuan maka sel,

molekul dan organ dari sistem imun menghasilkan suatu imun

yang spesifik untuk melawan agen yang disesuaikan dengan

jenis agen penyerang tersebut. Sehingga, sistem imun ini akan

bekerja untuk melawan bila agen asing menyerang lagi.

2. Kekebalan Adaptasi

Bab 11 Sistem Kekebalan Tubuh

183

Komponen Sistem

Kekebalan Tubuh

B

Kemampuan sistem imun dalam memberikan respon pada

penyakit tergantung pada interaksi yang komplek antara

komponen sistem imun dan antigen yang merupakan agen-

agen patogen atau agen penyebab penyakit. Antigen

merupakan bahan-bahan asing yang masuk ke dalam tubuh.

Jaringan dan organ yang berperan dalam sistem imun berada

di bagian seluruh tubuh. Pada manusia dan mamalia lain,

organ-organ pusat sistem imun adalah sumsum tulang.

Sumsum tulang yang ada dalam tulang mengandung sel-

sel batang yang menghasilkan atau memproduksi sel-sel darah,

salah satunya adalah sel darah putih. Masih ingatkah kamu

macam-macam sel darah putih? Sel darah putih yang memiliki

peranan utama dalam sistem imunitas atau kekebalan tubuh

adalah limfosit yang akan berkembang menjadi makrofag.

Perkembangan limfosit menjadi makrofag dilakukan oleh

monosit.

Makrofag menjalankan fungsinya sebagai sistem imun

dengan melakukan fagositosis terhadap bahan-bahan asing

atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh. Proses fagositosis

terjadi dengan cara mengelilingi, kemudian memakan dan

menghancurkan antigen tersebut, proses ini merupakan bagian

dari reaksi peradangan. Makrofag juga mempunyai peran yang

penting dalam imun adaptif, dalam hal ini makrofag akan

mengambil antigen dan mengantarkannya untuk dihancurkan

oleh komponen-komponen imun lain dalam sistem imun

adaptif.

1. Makrofag

Apabila dilihat di bawah mikroskop, maka akan tampak

bahwa limfosit mempunyai bentuk yang sama, tetapi memiliki

fungsi yang berbeda-beda. Limfosit dapat dibagi menjadi dua

macam,yaitu limfosit B dan limfosit T. Kehidupan limfosit T

dimulai di dalam sumsum tulang, dan segera menuju ke timus

untuk berdiferensiasi lebih lanjut dan siap menjalankan

fungsinya. Limfosit B diproduksi dan dewasa di dalam sumsum

tulang, namun aktif menjalankan peran sebagai imunitas bila

sudah meninggalkan sumsum tulang.

Sistem imun memiliki tugas utama, salah satunya adalah

membentuk pertahanan terhadap benda-benda asing (antigen)

yang masuk ke dalam tubuh. Sumsum tulang dan timus secara

umum berperan untuk sistem pertahanan. Sebelum

menjalankan fungsinya, limfosit B maupun limfosit T keluar

2. Limfosit

Gambar 11.1

Makrofag

Sumber: Image.google.co.id

Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA

184

dari sumsum tulang dan timus berada di jaringan-jaringan

tubuh, seperti limpa, kelenjar limfa dan tonsil. Apabila ada

antigen, misalnya bakteri yang berada pada jaringan, maka

oleh cairan limfa dibawa ke kelenjar limfa. Di kelenjar ini,

bakteri akan dihancurkan oleh makrofag melalui suatu proses

yang puncaknya terjadi respon imun humoral atau respon

diperantarai sel, atau kedua-duanya.

Respon imun sel dilakukan oleh limfosit T. Jika limfosit T

kebal terhadap suatu antigen tertentu, dan menjumpai antigen

itu kembali maka limfosit T akan mempersiapkan sel-sel lain,

misalnya makrofag untuk bertindak. Peranan limfosit B adalah

memproduksi antibodi. Dalam respon humoral yang dilakukan

limfosit B memerlukan bantuan limfosit T juga. Dengan limfosit

T memungkinkan limfosit B yang spesifik bagi suatu antigen,

untuk memperbanyak diri dan berkembang menjadi sel-sel

plasma. Sel-sel plasma inilah yang mensekresikan antibodi.

3. Reseptor Antigen

4. Sel Pengenal Antigen

Salah satu karakteristik imunitas adaptasi adalah

kekhususan spesifikasi. Spesifikasi, artinya setiap zat anti yang

dihasilkan oleh tubuh hanya mampu untuk melawan antigen

tertentu. Di antara respon tersebut adalah menyesuaikan tipe

yang spesifik dari antigen. Limfosit akan memproduksi reseptor

antigen, yang memiliki struktur yang spesifik untuk mengikuti

dan sesuai dengan struktur antigen seperti kunci dan

gemboknya. Limfosit dapat membuat berjuta-juta macam

reseptor antigen.

Mengapa orang yang

pernah terkena penyakit

cacar, tubuhnya kebal

terhadap cacar?

Diskusikan dengan

temanmu.

Saat antigen memasuki tubuh, ada suatu molekul transpor

yang bertugas mengenali antigen tersebut untuk limfosit T.

Molekul transpor tersebut adalah

Major Histocompatability

(MHC) dikenal dengan molekul MHC. Molekul MHC kelas 1

berfungsi sebagai pengenal antigen untuk sel T pembunuh, dan

molekul MHC kelas II sebagai pengenal antigen untuk sel T

pembantu.

Pengenalan terhadap benda asing merupakan ciri khas

yang dimiliki sistem imunitas dalam tubuh. Tubuh mampu

membedakan kuman tertentu sehingga respons kebal yang

dihasilkan juga berbeda. Misalnya, tubuh mampu membedakan

kuman campak dan cacar. Hal ini, menunjukkan bahwa sistem

kekebalan tubuh mempunyai daya ingat terhadap benda asing

atau antigen yang menyerang tubuh. Sel tubuh yang memiliki

kemampuan untuk mengingat benda asing yang pernah

menginfeksinya disebut

sel memori

.

Bab 11 Sistem Kekebalan Tubuh

185

Respon Imunitas

Humoral

C

Respons imunitas humoral merupakan respons imun dari

tubuh yang terjadi setelah agen yang masuk ke dalam tubuh.

Makrofag akan memakan antigen dan dibawa untuk dikenali

oleh sel T pembantu. Adanya antigen ini memicu sel T

pembantu (penolong) mensekresikan molekul yang disebut

interleukin

. Interleukin adalah molekul yang mengaktifkan

limfosit B untuk mengikat antigen. Kemudian, sel B

mensekresikan antibodi. Antibodi berfungsi mengikat antigen

dan menghancurkannya.

Antibodi merupakan suatu protein yang memiliki bentuk

seperti huruf Y, dan disebut imunoglobin (Ig). Imunoglobin ini

hanya diproduksi oleh sel B, imunoglobin yang berbentuk huruf

Y ini, pada ujung percabangannya bertugas mengikat antigen;

dan dasar huruf Y yang menentukan bagaimana antibodi

menghancurkan antigen tersebut. Jenis-jenis antibodi adalah

Ig M, Ig A, Ig D, dan Ig E.

1. Struktur Antibodi

Coba carilah informasi

tentang peranan jenis

antibodi dalam respons

imun. Kemudian,

diskusikan hasilnya

dengan teman

sekelompokmu.

Bagaimanakah antibodi dikeluarkan oleh tubuh? Langkah

pertama adalah penelanan antigen yang masuk ke dalam tubuh

oleh sel-sel fagosit (makrofag), selanjutnya dengan suatu cara

tertentu sel-sel fagosit berinteraksi dengan limfosit . Terkadang

sebelum antigen masuk, tubuh telah memiliki limfosit yang

mampu mengenali antigen tersebut. Hal ini ditunjukkan dengan

adanya proses fagositosis. Dengan adanya fagositosis maka

limfosit akan menyatu dengan antigen. Menyatunya antigen

dengan limfosit terjadi di reseptor di permukaan sel yang identik

sampai akhirnya antibodi dikeluarkan.

Sekali antigen melekat pada reseptor limfosit yang sesuai

akan merangsang limfosit menghasilkan limfoblas dan akhirnya

berkembang menjadi sel-sel plasma. Sel-sel plasma inilah yang

akan menghasilkan antibodi.

2. Pengeluaran Antibodi

Tahukah kamu apa yang dimaksud dengan alergi?

Contohnya, apabila kamu makan tiram maka timbul gatal-gatal

pada kulitmu. Respon ini merupakan respon imun yang disebut

alergi

. Dalam peristiwa alergi limfosit T sangat berperan, selain

itu antibodi juga berperan.

Apabila orang terkena suatu alergen, antibodi IgE akan

merangsang

sel mast

mengeluarkan histamin. Karena pengaruh

histamine ini, maka orang akan merasa gatal-gatal, kulit

3. Alergi

Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA

186

Respon Sekunder

D

Apabila tubuh telah sembuh dari suatu infeksi, maka

antibodi yang melawan antigen penyebab infeksi akan menurun

secara bertahap selama berminggu-minggu bahkan bertahun-

tahun. Sehingga, antibodi tidak bisa terdeteksi lagi. Namun,

apabila suatu saat terjadi infeksi lagi oleh antigen yang sama

maka antibodi akan diproduksi kembali, dan terjadilah respons

yang jauh lebih besar terhadap antigen tersebut. Peristiwa inilah

yang disebut

respon sekunder

. Proses ini terjadi karena adanya

sel-sel limfosit memori yang mampu mengenali antigen.

Lapisan pertahanan tubuh yang

pertama adalah kulit dan selaput dari

tubuh. Lapisan ini akan melindungi tubuh

dari serbuan antigen. Namun, jika kulit

atau lapisan lendir ini mampu ditembus

antigen dan masuk ke dalam tubuh, maka

di tempat tersebut akan terjadi peradangan

kecil oleh infeksi penyakit yang disebabkan

antigen. Di tempat peradangan tersebut

akan timbul rasa panas, nyeri, denyutan-

denyutan akan lebih terasa, atau bahkan

terjadi pembengkakan bernanah (bisul).

Mengapa hal ini bisa terjadi? Saat antigen

berhasil menembus kulit atau selaput lendir

maka di tempat masuknya antigen aka

terjadi peningkatan aliran darah. Dengan

adanya peningkatan aliran darah ini, maka

suhu di tempat itu meningkat, sel-sel darah

putih akan lebih banyak yang dibawa. Sel-sel darah putih akan

menghancurkan antigen tersebut. Hal ini menyebabkan timbulnya

bisul atau abses. Dalam abses terdapat nanah yang berisikan serum,

sel darah putih dan hancuran antigen. Dalam mekanisme ini,

antigen dapat berupa apa saja, seperti bakteri, jamur, atau virus.

1. Lapisan Pertahanan Tubuh yang Pertama

Gambar 11.2

Respons sekunder

Molekul

antibodi

Plasma sel

Klon besar

sel

Pertumbuhan sel,

divisi dan diferensiasi

RESPON SEKUNDER

Sel B memori

Sel B memori

Antigen diikat

oleh sel B

Resepton antigen

pada sel B

Antigen

RESPON PRIMER

Pertumbuhan sel,

divisi dan

diferensiasi

Klon sel

Plasma sel

Apabila infeksi oleh antigen tidak dapat diatasi oleh lapisan

pertahanan tubuh yang pertama, antigen masuk ke dalam aliran

darah, maka sistem lapisan pertahanan tubuh yang kedua akan

2. Lapisan Pertahanan Tubuh yang Kedua

Molekul

antibodi

Coba kamu cari informasi

tentang respon imun ter-

hadap transplantasi organ

dalam tubuh seseorang.

Kumpulkan hasilnya pada

guru.

Sumber: Image.google.co.id

melepuh, kulit merah-merah, bersin-bersin, dan mata bengkak.

Untuk meringankan penderitaan ini, biasanya akan diberi

antihistamin untuk menghalangi efek histamin.

Bab 11 Sistem Kekebalan Tubuh

187

Imunisasi

E

Imunisasi adalah pemberian perlindungan pada tubuh dari

serangan penyakit dengan memberikan vaksin. Vaksin adalah

suatu suspensi yang berisi bakteri atau virus yang telah

dilemahkan atau dimatikan sehingga dapat menimbulkan

kekebalan (imunitas). Jika kekebalan muncul karena respon dari

adanya infeksi dan dapat sembuh, disebut kekebalan alamiah.

Bila kekebalan timbul karena dibuat, contohnya karena vaksin

maka disebut kekebalan buatan. Jenis kekebalan dapat dibagi

menjadi dua macam, yaitu kekebalan aktif dan kekebalan pasif.

Kekebalan aktif terjadi apabila tubuh memperoleh sistem

imun secara aktif dan menghasilkan respons imun utama.

Kekebalan aktif terjadi melalui dua cara, yaitu kekebalan alami

dan vaksinasi. Kekebalan alami diperoleh jika tubuh menderita

sakit dan cepat pulih kembali. Respons imun utama terjadi

selama tubuh sakit, sehingga respon sekunder akan meningkat

setiap waktu, dan akhirnya tubuh akan terlindungi dari

penyakit. Kekebalan alami akan berkembang selama penyakit

menyerang. Setelah tubuh pernah terkena penyakit, maka

selanjutnya tubuh akan kebal.

Cara kedua, yaitu kekebalan diperoleh karena pemberian

vaksin. Dengan pemberian vaksin, memicu tumbuhnya sistem

kekebalan tubuh terhadap jenis antigen yang diberikan dalam

vaksin.

1. Kekebalan Aktif

Jenis kekebalan pasif ini adalah mekanisme pertahanan

tubuh yang tidak dirangsang. Kekebalan ini dilakukan dengan

memberikan zat antitoksin. Zat antitoksin suatu zat pertahanan

kimia diberikan langsung ke dalam tubuh. Contohnya, jika

seorang anak menderita sakit yang membahayakan dan

sebelumnya belum pernah diimunisasi. Maka anak tersebut

akan diberi atau disuntik pencegahan. Kekebalan ini hanya

bersifat sementara.

2. Kekebalan Pasif

Carilah informasi ke

puskesmas, rumah sakit atau

petugas kesehatan tentang

jenis-jenis vaksin. Buatlah

laporannya dan kumpulkan

pada guru.

Gambar 11.3

Imunisasi melalui suntikan

Sumber: Image.google.co.id

bertindak. Lapisan ini adalah sistem kelenjar getah bening

(limfatik). Cairan getah bening yang mengandung limfosit akan

mengikat antigen dan dibawa ke kelenjar getah bening, di sinilah

antigen akan dihancurkan.

Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA

188

Daftar Istilah

Daftar Istilah

Alergi

=

reaksi antigen antibodi yang ditandai oleh respons

fisiologis yang berlebihan, terhadap suatu zat pada

individu yang rentan.

Antibodi

=

protein imunoglobulin atau molekul glikoprotein yang

dihasilkan tubuh sebagai reaksi akibat masuknya suatu

antigen.

Antigen

=

senyawa protein atau karbohidrat (seperti toksin atau

enzim) yang merangsang terbentuknya antibodi bila

diinjeksikan kedalam tubuh.

Antitoksin

=

zat yang terbentuk dalam tubuh dan mampu melawan

atau melindungi tubuh dari infeksi atau penyakit.

Limfosit

=

tipe sel darah putih yang berfungsi sebagai antibodi

dan untuk memperbaiki sel yang rusak.

Makrofag

=

leukosit fagosit besar berinti satu yang terdapat dalam

jaringan darah tetapi berasal dari monosit darah,

berfungsi mengangkut sisa-sisa setelah kerusakan, dan

bersifat katalisator dalam pembentukan antibodi.

Vaksin

=

siapan antigen yang diberikan secara oral atau melalui

suntikan, dengan tujuan merangsang mekanisme

pertahanan diri inang terhadap patogen.

Vaksinasi

= pencegahan

penyakit melalui imunisasi dengan cara

memberikan vaksin secara oral atau melalui suntikan.

1234567890123456789012345678901212345678901234567

1

23456789012345678901234567890121234567890123456

7

1

23456789012345678901234567890121234567890123456

7

1

23456789012345678901234567890121234567890123456

7

1

23456789012345678901234567890121234567890123456

7

1

23456789012345678901234567890121234567890123456

7

1

23456789012345678901234567890121234567890123456

7

1

23456789012345678901234567890121234567890123456

7

1

23456789012345678901234567890121234567890123456

7

1

23456789012345678901234567890121234567890123456

7

1

23456789012345678901234567890121234567890123456

7

1

23456789012345678901234567890121234567890123456

7

1

23456789012345678901234567890121234567890123456

7

1234567890123456789012345678901212345678901234567

Kamu telah mempelajari sistem kekebalan tubuh. Hal-hal penting

apa sajakah yang harus diketahui dalam mempelajarinya? Catatlah

dalam bentuk rangkuman. Kemudian, tukarlah hasil rangkumanmu

dengan rangkuman teman. Berikan masukan dan saran pada

rangkuman masing-masing.

Bab 11 Sistem Kekebalan Tubuh

189

1. Kemampuan tubuh untuk melawan

semua jenis benda asing yang masuk

ke dalam tubuh disebut ....

a. alergi

d. imunisasi

b. imunitas

e.

infeksi

c. vaksinasi

2. Molekul yang berperan dalam respon

imun imunoral adalah ....

a. histamine

d.

kelenjar limfa

b. antihistamin

e. makrofag

c. mast sel

3. Berikut ini yang termasuk dalam

komponen sistem imun,

kecuali

....

a. makrofag

c.

reseptor sel

b. limfosit

e.

alergen

c. sel pengenal antigen

4. Antibodi dihasilkan oleh ....

a. limfosit T

d. kelenjar limfa

b. limfosit B

e.

makrofag

c. mast sel

5. Limfosit T menjadi aktif setelah berada

di ....

a. sumsum tulang

b. timus

c. kelenjar limfa

d. pembuluh darah

e. jaringan

6. Protein antibodi disebut dengan ....

a. immunoglobulin

d. limfa

b. antigen

e. plasma

c. histamine

7. Imunoglobulin yang pertama kali

akan diproduksi jika terjadi respon

imun humoral adalah ....

a. Ig A

d. Ig E

A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat di setiap soal-soal berikut.

b. Ig M

e. Ig G

c. Ig D

8. Jika tubuh terserang bakteri pneumonia

maka immunoglobulin yang berperan

adalah ....

a. Ig A dan Ig M

b. Ig M dan Ig E

c. Ig G dan Ig A

d. Ig M dan Ig G

e. Ig A dan Ig E

9. Benda asing yang masuk ke dalam

tubuh disebut ....

a. gen

d. histamin

b. antigen

e.

infeksi

c. alergi

10. Kekebalan yang timbul karena adanya

rangsangan timbulnya kekebalan

dalam tubuh disebut ....

a. kekebalan pasif

d. imunisasi

b. kekebalan aktif

e. vaksinasi

c. imunitas

11. Immunoglobulin yang berperan dalam

peristiwa alergi adalah ....

a. Ig E

d. Ig M

b. Ig A

e. Ig G

c. Ig D

12. Molekul yang mengaktifkan limfosit B

untuk mengikat antigen adalah ....

a. imunoglobulin

d. interleukin

b. antibodi

e. antihistamin

c. interferon

13. Dalam peristiwa alergi, zat yang

dikeluarkan sel mast adalah ....

a. antibodi

d.

imunoglobulin

b. antihistamin

e. antibodi

c. histamin

Mari Berkompetensi

Mari Berkompetensi

Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA

190

14. Lapisan pertahanan tubuh kedua

adalah ....

a. sistem sirkulasi

b. sistem limfatik

c. sistem respirasi

d. sistem integumen

e. sistem digest

1. Apakah yang dimaksud dengan imunitas?

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan

a. respon sekunder

b. respon imunitas humoral

c. respon imunitas dengan perantara sel

3. Jelaskan perbedaan antara kekebalan aktif dan kekebalan pasif.

4. Bagaimanakah antibodi diproduksi?

5. Jelaskan tahap-tahap fagositosis oleh makrofag terhadap antigen.

B. Jawablah soal-soal berikut dengan singkat dan jelas.

15. Limfosit yang matang di sumsum

tulang adalah ....

a. Limfosit T

b. Limfosit B

c. Limfosit E

d. Limfosit M

e. Limfosit D

Bioteknologi

191

Daftar Pustaka

Adisoemarto, S. 1992.

Mengenal Nusantara Jenis-Jenis Fauna Penjati Diri Propinsi

. Bogor:

Komisi pengawasan nutfah nasional.

Depdiknas. 2003.

Kamus Biologi

. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdiknas. 2006.

Kamus Besar Bahasa Indonesia

. Edisi ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdiknas. 2006.

Standar Isi

. Jakarta: BSNP.

Eugene P. Odum. 1996.

Dasar-dasar Ekologi

. Edisi ketiga. Yogyakarta: Gadjah Mada

University.

Fenner Frank J, dkk. 1995.

Virologi Veteriner

. Edisi kelima. California: Academic

Press. Inc.

http://id.wikipedia.org/wiki/kompos.htm

http://id.wikipedia.org/wiki/pencemaran.htm

Idjah Soemarto, dkk. 1981.

Biologi Umum II

. Jakarta: PT Gramedia.

Kimbal, John W. 1994.

Biologi

. Jilid 1, 2, dan 3. Edisi kelima. Jakarta: Erlangga.

Kindesley, Dorling. 2002.

Jendela IPTEK Kehidupan

. Jakarta: Balai Pustaka.

----------- . 2002.

Jendela IPTEK Ekologi

. Jakarta: Balai Pustaka.

library.thinkguest.org/26153/marine.

Microsoft Encarta Library 2005.

Microsoft Encarta Library 2006.

panduwibowoputro.blog-city.com.

Pearce, Evelyne. 1997.

Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis

. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Soemarworto, Otto. 1983.

Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan

. Jakarta:

Penerbit Djambatan.

Solomon,

et al

. 1993.

Biology

. Third Edition. Forth Worth: Sounders-College

Publishing.

Stern, Kingsley R.

Introductory Plant Biology

, Fourth Edition.

Syaifuddin, H. 2000.

Fungsi Sistem Tubuh Manusia

. Jakarta: Widya Medika.

Syaifuddin, H. 2000.

Struktur dan Komponen Tubuh Manusia

. Jakarta: Widya Medika.

Tim Kashiko. 2002.

Kamus Lengkap Biologi

. Surabaya: Kashiko Press.

www.e-edukasi.net.htm.

2005.

Dunia Sains Ekologi

. Jakarta: Elekmedia Komputindo.

www.jatam.org/indonesia/case/migas/pencemaran_minyak/pseribu/

index.php.htm.

www.menlh.go.id/airnet/Artikel01.htm.

www.unsrat.ac.id.htm.

191

Daftar Pustaka

Biologi untuk SMA/MA kelas XI Program IPA

192

Indeks

192

A

Akromegali, 149

Aktin, 9, 16

Ansa henk, 126

Augmentasi, 126, 127, 132,

133, 134

B

Bartholini, 167

Bintik buta, 154

Blastosit, 172

Bone collar, 56

C

Cone, 154

D

Daur kreb, 18

Degenerasi, 170

Diafragma, 107

Diastol, 74, 75, 87, 90

Difusi, 13, 14, 16, 107, 108,

127

Dimer, 8

Diploe, 54

Donor, 79

E

Eksositosis, 13, 15, 16

Endositosis, 13, 15, 16, 18

Epiglotis, 46, 94, 107

Eustachius, 46, 156

F

Fascia, 60

Felem, 27, 37

Feloderm, 27

Felogen, 23, 27, 37

Fertilisasi, 170, 179, 180

Fimbriae, 167

Filtrat glomerulus, 126, 127

Floem, 22, 24, 25, 26, 28, 29,

32, 35, 37

G

Gerak refleks, 136, 139

Gigantisme, 149

Glikolisis, 4

Glomerulus, 126, 130, 132,

133, 134

Greenstick, 66

H

Hidrofilik, 4, 13, 14

Hidrofobik, 4, 13, 14

Hipotonik, 14, 16, 18

Histon, 5

I

Insersio, 61, 64

Interleukin, 185

Internodus, 26

Isidiametrik, 21, 30

J

Jaringan kambium, 19, 27

Jaringan embrional, 19, 23

Jaringan epidermis, 19, 20, 24,

27, 28, 30, 37

Jaringan kolenkim, 19, 21, 37

Jaringan meristem, 19, 20, 37

Jaringan parenkim, 19, 20, 21,

24, 25, 28, 36, 37

Jaringan pembuluh, 19, 20,

22, 25

Jaringan sklerenkim, 19, 21,

27, 36, 37

K

Kambium fasis, 23

Kambium interfasis, 23

Karoten, 11

Kelenjar bunner, 96

Klon, 35

Klorenkim, 21

Kolateral, 27, 35

Komminudet, 66

Kopulasi, 170

Krenasi, 14, 16, 18

Kretinisme, 149, 151

Krista, 6, 18

Kultur jaringan, 34, 35, 38

L

Lakuna, 47

Latisifer, 10

Leukopeni, 78, 89

Leukositosis, 78, 89

Lisosom, 1, 3, 7, 8, 12, 15, 17,

18

Lung aorta, 85

Lung refleks, 140

M

Makhluk dioseus, 164

Makronukleus, 5

Matriks, 45, 46

Membran sel, 1, 3, 13, 14, 17

Meningitis, 141

Mikrofilamen, 1, 3, 13, 17

Mikronukleus, 5

Mikrotubulus, 1, 8, 9

Miofibril, 43, 61, 69

Mitokondria, 1, 3, 5, 12, 14, 17,

18

Mixoedem, 151

Motil, 164

N

Neuron bipolar, 137, 154

Neuron multipolar, 137

Neuron unipolar, 138

Biologi untuk SMA/MA kelas XI Program IPA

Bioteknologi

193

193

Neurotransmiter, 139, 145

Nodus renvier, 137, 160

Nodus, 26, 52

Nonmotil, 164

Nukleolus, 5

Nukleus, 1, 3, 5, 12, 18

O

Origo, 61, 64

Osifikasi, 55, 56, 68

Osmosis, 13, 14, 16

P

Papila, 159

Perikambium, 31

Perikardium, 41, 46, 72, 88

Perisikel, 31, 37

Peroksisom, 1, 3, 8, 12, 17

Pita kaspari, 31, 32

Plasmolisis, 14, 16, 18

Pleura parietalis, 107

Pleura viseralis, 107

Polisom, 6

R

Resipien, 79

Respon imun, 182

Retikulum endoplasma 1, 3, 5,

7, 12

Ribosom, 1, 3, 6, 12, 17, 18

Rod, 154

S

Sarkolema, 43, 44

Sarkomer, 61, 69

Sarkoplasma, 44

Sel mast, 185, 189

Sel memori, 184

Sentriol, 9, 12

Sinapsis, 45, 51, 139, 160,

161

Sindesmosis, 59

Sinkondrosis, 59

Sistol, 74, 75, 88, 89, 90

Sitoplasma, 1, 2, 3, 4, 7, 12, 17

Sitosol, 4

Sklereid, 21

Stroma, 11, 13, 25

T

Totipotensi, 19, 34

Transpor aktif, 13, 15, 17

Trofoblas, 172

Tuba infundibulum, 167

Tubulin, 8

Tuli konduktif, 157

Tuli saraf, 157

V

Vakuola, 10, 13, 15

Vibrovassal, 29

X

Xantofil, 11

Xilem, 22, 24, 25, 26, 28, 29,

32, 36, 37

Z

Zat psikoaktif, 146

Zigot, 172, 179

Indeks

PUSAT PERBUKUAN

Departemen Pendidikan Nasional

ISBN 978-979-068-831-5 (no. jilid lengkap)

Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp16.230,--

ISBN 978-979-068-837-7